Oleh : Ny. Rahmatia
Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Ranting 4 Koramil 03 XLII DIM 1418 Koorcab Rem 142

MAMUJU, BKM — Shibori telah ada sejak abad ke-8 dan merupakan salah satu teknik pewarnaan kain tradisional Jepang. Prosesnya melibatkan berbagai metode seperti melipat, memutar, menjepit, atau mengikat kain sebelum dicelupkan ke dalam pewarna alami atau sintetis. Hasilnya adalah pola yang unik dan tidak pernah sama, menjadikannya karya seni yang istimewa.

Nama “shibori” sendiri berasal dari kata kerja Jepang “shiboru” (memeras, memeras dengan tangan, atau menekan), yang menggambarkan teknik menahan warna dengan tekanan atau ikatan.

Ingin mencoba membuat karya Shibori sendiri ? berikut proses pembuatanya :

  1. Menyiapkan kain: Biasanya kain katun, linen, atau sutra.
  2. Melipat & mengikat: Kain dilipat, dipelintir, diikat dengan benang/tali/karet, atau dijepit dengan kayu/bambu.
  3. Pewarnaan: Kain dicelupkan ke dalam pewarna alami (seperti indigo) atau sintetis.
  4. Pelepasan ikatan: Setelah dicelup, ikatan dilepas dan terbentuklah pola khas dari area yang tidak terkena warna.
Foto hasil karya mewarnai kain menggunkan metode Shibori.

Sedangkan Jenis Teknik Shibori, ada banyak serta bervariasi, diantaranya :

  1. Kanoko Shibori → mirip tie-dye, kain diikat dengan tali/karet.
  2. Arashi Shibori → kain dililitkan pada batang lalu diikat, menghasilkan pola garis miring.
  3. Itajime Shibori → kain dilipat dan dijepit kayu/benda keras, membentuk pola geometris.
  4. Miura Shibori → kain ditarik dengan jarum dan diikat longgar, menghasilkan motif bergelombang.
  5. Kumo Shibori → kain dijumput kecil-kecil lalu diikat, menciptakan pola seperti sarang laba-laba.

Adapun Ciri Khas dari Shibori bisa dilihat dari Pola simetris maupun abstrak yang tidak pernah sama persis, serta dominan warna biru indigo pada shibori tradisional Jepang, meskipun sekarang banyak warna lain yang digunakan, Motifnya pun bernuansa alami dan organik, penuh kesan handmade

Sedangkan kelebihan dari Shibori yakni memberikan motif unik pada kain atau tiap karya berbeda.

Terlihat Persit Kartika Chandra Kirana mewarnai kain menggunakan metode Shibori

Sehingga Shibori memiliki karateristik mulai dari prosesnya yang kreatif dan artistik, serta memiliki kombinas pewarna alami yang ramah lingkungan.

Kain shibori sendiri banyak digunakan untuk busana seperti kimono, baju modern, dan hijab, yang bisa dipadu padangkan dengan aksesoris seperti tas dan syal. Atau dibuat untuk menjadi bahan interior baik aplak meja, sprei, dan sarung bantal.

Berbeda halnya dengan ecoprint yang memanfaatkan pigmen alami dari daun/bunga, shibori lebih menekankan pada teknik lipat-ikat-jepit sebelum pencelupan.

(*)