MAMUJU, BKM – Laskar Anti Korupsi Sulawesi Barat (LAK-Sulbar) mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian yang berujung pada gugurnya seorang driver ojek online saat aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI.
Ketua LAK-Sulbar, Muslim Fatillah Azis, menegaskan bahwa peristiwa tersebut merupakan bukti nyata kegagalan negara dalam melindungi demokrasi dan hak-hak konstitusional rakyat untuk menyampaikan pendapat di muka umum.
“Kematian seorang rakyat kecil di tangan aparat negara adalah tragedi kemanusiaan sekaligus alarm keras bahwa demokrasi kita sedang sakit parah. Polisi seharusnya melindungi rakyat, bukan justru menjadi algojo yang menghilangkan nyawa rakyat,” tegas Muslim.
Menurutnya, tindakan represif aparat terhadap demonstran semakin menegaskan wajah negara yang otoriter, di mana kritik dianggap ancaman dan protes dibalas dengan kekerasan.
LAK-Sulbar menyerukan agar Kapolri bertanggung jawab atas tragedi ini, dan meminta DPR serta Komnas HAM untuk segera membentuk tim independen guna mengusut tuntas kasus tersebut.
“Jika aparat yang seharusnya menjaga keamanan justru menjadi pembunuh rakyat, maka siapa lagi yang bisa dipercaya? Gugurnya driver ojol ini harus menjadi momentum perlawanan rakyat terhadap segala bentuk kriminalisasi demokrasi,” tambah Muslim.
LSM LAK-Sulbar juga menyatakan solidaritas penuh kepada gerakan mahasiswa dan rakyat yang turun ke jalan, menegaskan bahwa demonstrasi bukanlah tindakan tanpa makna melainkan ekspresi keresahan dan kemarahan rakyat atas kebijakan yang tidak adil.
“Nyawa rakyat jauh lebih berharga dari kursi kekuasaan mana pun. Kami akan terus berada di barisan rakyat yang tertindas, membela demokrasi, dan menolak segala bentuk kekerasan negara, Tragedi ini bukan hanya milik keluarga korban, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia yang cintai demokrasi.” tutup Muslim
(Zulkifli)
Tinggalkan Balasan