MAMUJU, BKM – Kasus dugaan keracunan makanan pada program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terus meluas.
Data terbaru mencatat total korban mencapai 27 orang siswa, yang terdiri dari 16 siswa SD dan 11 siswa SMP. Para korban dilaporkan mengalami gejala setelah mengonsumsi menu MBG di sekolah.
Data ini dikonfirmasi oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Galung Tapalang, Gaffar, yang bertindak sebagai penanggung jawab langsung di dapur tersebut.
Dalam wawancara BKM, Gaffar juga mengungkapkan adanya pembagian porsi anggaran antara pelaksana program.
Menurutnya, dari alokasi dana sebesar Rp15.000 per porsi makanan yang disiapkan oleh negara, yayasan Rangas Batara Berlayar mengambil Rp2.000 per porsi selama dapur beroperasi.
Gaffar menegaskan bahwa seluruh tanggung jawab atas pengelolaan makanan berada di tangan SPPG Dapur Galung Tapalang, bukan yayasan Rangas Batara Berlayar.
”Tidak ada kontrol dari yayasan, yayasan cuma memfasilitasi alat dan tempat dan transportasi. Soal pengelolaan dapur tidak ada haknya yayasan, yang bertanggung jawab di dapur SPPG,” ujar Gaffar.
Dia menjelaskan bahwa yayasan Rangas Batara Berlayar hanya bermitra dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Oleh karena itu, semua aspek operasional, mulai dari pembelian bahan, proses memasak, hingga pengemasan dan distribusi makanan, sepenuhnya diatur dan dipertanggungjawabkan oleh SPPG.
”Yayasan itu cuma bermitra dengan BGN, jadi pengelolaan yang mengatur dan bertanggung jawab soal makanan mulai pembelian bahan sampai proses packing sampai distribusi yang tahu SPPG,” tutupnya.
Berbeda dengan ketentuan yang seharusnya dimana dalam pengelolaan Dapur MBG diatur memiliki pengalaman di bidang penyediaan makanan atau layanan sosial untuk memenuhi standar kualitas BGN serta Mitra wajib memiliki dana operasional awal untuk menalangi biaya operasional SPPG sebelum bantuan pemerintah dicairkan.
Insiden keracunan ini telah ditangani oleh pihak berwenang. Dinas Kesehatan telah menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium BPOM guna memastikan penyebab pasti keracunan tersebut.
Sejumlah korban telah mendapatkan perawatan di Puskesmas Tapalang dan beberapa dirujuk ke rumah sakit.
Sementara itu, Dapur MBG di Tapalang dilaporkan telah ditutup sementara sambil menunggu hasil investigasi.(Zulkifli)
Tinggalkan Balasan