MAMUJU, BKM — Sebuah manuver politik yang menarik perhatian kancah sepak bola nasional tengah terjadi di Sulawesi Barat. Mantan pemain PSM Makassar yang memiliki rekam jejak mentereng, Febrianto Wijaya, kini menjadi magnet dukungan masif sebagai calon Ketua Umum PSSI Sulawesi Barat. Gelombang dukungan ini tidak hanya datang dari aktor lokal, melainkan juga dari figur-figur besar di pentas sepak bola Indonesia.
Dukungan untuk Febrianto Wijaya membentuk sebuah koalisi solid yang dipicu oleh keyakinan pada integritas dan niat tulusnya untuk membenahi sepak bola di bumi “Pabeta”.
​Secara terbuka, legenda Timnas Indonesia, Hamka Hamzah, menyatakan dukungannya. “Wattunamo Pabeta Ketua, untuk kemajuan sepak bola Sulawesi Barat,” tegas Hamka, menyiratkan bahwa saatnya Sulawesi Barat dipimpin oleh sosok yang tepat.
Dukungan serupa mengalir dari puluhan pemain aktif dan mantan pemain dari klub-klub ternama. Di antaranya ada nama-nama seperti Muh Dzaky dan Ananda Raehan dari PSM Makassar, Jajang Mulyana dari PSS Sleman, Isnan Ali, hingga Dias Angga. Salah satu pesan filosofis di media sosial yang mengiringi dukungan berbunyi: “Orang baik berniat baik, pasti jalannya baik juga. Pabeta.”
REKAM JEJAK YANG MENJADI MODAL
Lantas, apa yang membuat figur Febrianto Wijaya begitu disokong? Jawabannya terletak pada “track record” yang ia miliki, baik di dalam maupun di luar lapangan:
- Prestasi Pembinaan Muda: Febrianto adalah eks Manager Akademi PSM Makassar yang sukses. Di bawah kepemimpinannya, Akademi PSM tidak hanya menjadi Juara Elite Pro Academy U-16 & U-18 dua kali berturut-turut, tetapi yang lebih krusial, ia berhasil melahirkan dan mempromosikan banyak pemain muda hingga bisa menembus skuad Timnas Indonesia.
- Kepemimpinan di Daerah: Saat menjabat sebagai Ketua Askab, ia mencatatkan sejarah dengan membawa kontingen Mamuju meraih medali emas pertama kalinya pada ajang Porprov ke-4, sebuah bukti konkret kemampuannya mengelola organisasi untuk meraih hasil maksimal.
- Pengalaman Karir Pemain Kelas Dunia: Karirnya sebagai pemain sangat berwarna. Setelah membela PSM Makassar, pada tahun 2007, Febrianto bahkan sempat bergabung dengan klub Bundesliga Jerman, VfB Stuttgart. Pengalaman bermain di Eropa dan sejumlah klub besar nasional, dari Persipura Jayapura hingga Persela Lamongan, memberinya perspektif sepak bola yang luas.
Menanggapi banjir dukungan ini, Febrianto Wijaya menyatakan komitmennya, menegaskan bahwa ia akan selalu siap jika itu menyangkut upaya membesarkan nama sepak bola Sulawesi Barat.
​Meskipun modal sosial berupa dukungan dari atlet dan pelaku sepak bola ini sangat kuat, tantangan terberat Febrianto ke depan adalah mentransformasikan niat baik dan dukungan ini menjadi kebijakan yang konkret dan terukur. Mulai dari pembinaan usia dini, peningkatan kualitas kompetisi lokal, hingga pengelolaan organisasi yang transparan di tubuh PSSI Sulbar.
Publik Sulawesi Barat kini menanti, apakah gelombang harapan yang dibangun di atas dasar rekam jejak dan niat baik ini mampu membawa angin segar dan perubahan nyata bagi masa depan sepak bola di sana. (Zulkifli)
Tinggalkan Balasan